Info Sehat - Puskesmas harus terus berbenah memperbaiki
kelemahan-kelemahan dalam menyelenggarakan kegiatan dan pelayanan. Banyak hal
yang dihadapi tantangan dalam proses berbenah itu.
Berikut ini terdapat beberapa hal
yang dapat membantu puskesmas dalam proses berbenah:
1. Komitment Setiap
Pegawai dan Lintas Sektor
Penulis menomorsatukan point
komitment setiap pegawai. Ini penting dalam penyelengaraan kegiatan di
Puskesmas. Perlu adanya penggalangan komitmen dengan niat ikhlas tentunya.
Dengan menjaga komitmen ini, setiap
permasalahan yang dihadapi oleh Puskesmas, kembalikanlah ke komitmen awal
dimana telah menyatakan siap bersama-sama mewujudkan pelayanan yang
berkualitas.
Kita berkomitmen artinya menyatakan
tanggung jawab untuk bekerja dengan semangat dan integritas. Bukan hanya
komitmen internal yang diperlukan, tetapi juga komitmen eksternal seperti
lintas sektor dan masyarakat itu sendiri, untuk menyatakan keterlibatannya dan
bersama-sama Puskesmas mewujudkan masyarakat kecamatan yang sehat. Bukankah itu
yang kita inginkan di Puskesmas?
- Komunikasi,
Koordinasi, Konsultasi Serta Pengarahan dan Pembinaan
Pegawai Puskesmas harus bekerja
mengedepankan komunikasi dan koordinasi. Kita harus hilangkan ego profesi atau
ego jabatan dan tentu saling mendukung dalam melaksanakan kegiatan.
Komunikasi dan koordinasi kita
kategorikan menjadi dua, yaitu komunikasi dan koordinasi secara internal dan
eksternal.
Pegawai Puskesmas harus duduk bersama
menentukan dan mengidentifikasi peran lintas program dan peran lintas sektor
untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Selain itu, juga harus ditentukan dan
disepakati alur kewenangan dan alur komunikasi, kerjasama antara pengelola.
Misalnya, kegiatan Kelas Ibu Hamil,
co-program nya adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) namun perlu diidentifikasi peran
dari pogram lainnya dalam kegiatan tersebut, seperti Promkes bisa mengisi kelas
ibu hamil dengan penyuluhan interaktif atau dari segi advokasinya, gizi bisa
mengisi materi mengenai Gizi saat Ibu hamil dan seterusnya.
Peran ini harus diidentifikasi, begitu
pun peran dari lintas sektor perlu diidentifikasi melalui rapat lokmin lintas
sektoral pertama. Hal ini bertujuan agar program yang ada di Puskesmas
diketahui dan didukung oleh lintas program dan lintas sektor dengan ikut andil
berpartisipasi baik secara regulasi maupun teknis di lapangan.
Budaya konsultasi, pengarahan dan
pembinaan juga harus digalakkan di Puskesmas.
Penanggung jawab program, Kepala Tata
Usaha dan Kepala Puskesmas harus rutin memberikan arahan dan pembinaan secara
periodik yang terjadwal baik melalui rapat lintas sektor, apel pagi,
pendampingan di lapangan, menelaah dokumen kegiatan dan capaian kinerja.
Hal ini bertujuan agar kegiatan yang
ada dipantau dan pelaksana kegiatan dan pelayanan mendapatkan motivasi setelah
mendapat arahan dan pembinaan dari pimpinan. Penanggung jawab program dan
pimpinan mengarahkan dan membina dengan pendekatan personal agar pegawai merasa
telah diapresiasi kerja keras mereka.
Sebaliknya, budaya konsultasi pun
harus digalakkan di Puskesmas, komunikasikan sesegera mungkin jika ada kendala
atau ide inovasi dari pelaksana program/pelayanan kepada penanggung jawab
program dan pimpinan agar ditindaklanjuti segera mungkin. Sering-seringlah
Puskesmas melakukan program transfer knowledge misalnya dari bidan koordinator,
atau bahwa dari tim IT sharing mengenai pengoperasian komputer sebagai skill
dasar.
- Manajemen
Sarana Prasarana dan Alat Medis dan Non Medis
Point ini sangat vital di Puskesmas
namun masih ada juga yang kurang memperhatikan menajemen sarpras dan alat-alat.
Ada yang biarkan alat-alat berkarat, kurang terurus, alat sterilisasi kurang,
alat-alat ukur tidak dikalibrasi dan lain sebagainya. Apa yang harus dilakukan
dalam manajemen sarpras ini?
Pengelola barang atau bendahara
barang yang telah ditunjuk harus memahami uraian tugasnya. Bendahara barang
pertama-tama membuat daftar inventaris sarana prasarana dan alat-alat medis
maupun non medis. Kemudian membuat rencana dan jadwal pemeliharaannya.
Persoalan pemeliharaan bukan saja urusan bendahara barang, namun tanggung jawab
setiap pegawai baik di Puskesmas maupun Pustu.
Melalui ceklis pemeliharaan disetiap
ruangan, bendahara barang melakukan monitoring rutin untuk mengetahui mana
barang atau alat yang memerlukan perbaikan atau kalibrasi. Di awal tahun,
bendahara barang juga menjadwalkan kalibrasi alat yang tentunya disesuaikan
dengan perencanaan Puskesmas.
Hal yang tidak kalah penting yaitu
sterilisasi alat, sterilisasi harus dijadwalkan dan dimonitoring serta
dibuatkan tindaklanjut jika ditemukan proses sterilisasi yang tidak sesuai
prosedur.