Visi : Terwujudnya Derajat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Pulau Pisang yang Optimal

Selasa, 05 Maret 2019

16 Langkah Puskesmas harus berbenah Dalam Persiapan Akreditasi


Info Sehat - Puskesmas harus terus berbenah memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam menyelenggarakan kegiatan dan pelayanan. Banyak hal yang dihadapi tantangan dalam proses berbenah itu.
Berikut ini terdapat beberapa hal yang dapat membantu puskesmas dalam proses berbenah:

              1.  Komitment Setiap Pegawai dan Lintas Sektor
Penulis menomorsatukan point komitment setiap pegawai. Ini penting dalam penyelengaraan kegiatan di Puskesmas. Perlu adanya penggalangan komitmen dengan niat ikhlas tentunya.
Dengan menjaga komitmen ini, setiap permasalahan yang dihadapi oleh Puskesmas, kembalikanlah ke komitmen awal dimana telah menyatakan siap bersama-sama mewujudkan pelayanan yang berkualitas.
Kita berkomitmen artinya menyatakan tanggung jawab untuk bekerja dengan semangat dan integritas. Bukan hanya komitmen internal yang diperlukan, tetapi juga komitmen eksternal seperti lintas sektor dan masyarakat itu sendiri, untuk menyatakan keterlibatannya dan bersama-sama Puskesmas mewujudkan masyarakat kecamatan yang sehat. Bukankah itu yang kita inginkan di Puskesmas?
  1. Komunikasi, Koordinasi, Konsultasi Serta Pengarahan dan Pembinaan
Pegawai Puskesmas harus bekerja mengedepankan komunikasi dan koordinasi. Kita harus hilangkan ego profesi atau ego jabatan dan tentu saling mendukung dalam melaksanakan kegiatan.
Komunikasi dan koordinasi kita kategorikan menjadi dua, yaitu komunikasi dan koordinasi secara internal dan eksternal.

Pegawai Puskesmas harus duduk bersama menentukan dan mengidentifikasi peran lintas program dan peran lintas sektor untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Selain itu, juga harus ditentukan dan disepakati alur kewenangan dan alur komunikasi, kerjasama antara pengelola.
Misalnya, kegiatan Kelas Ibu Hamil, co-program nya adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) namun perlu diidentifikasi peran dari pogram lainnya dalam kegiatan tersebut, seperti Promkes bisa mengisi kelas ibu hamil dengan penyuluhan interaktif atau dari segi advokasinya, gizi bisa mengisi materi mengenai Gizi saat Ibu hamil dan seterusnya.

Peran ini harus diidentifikasi, begitu pun peran dari lintas sektor perlu diidentifikasi melalui rapat lokmin lintas sektoral pertama. Hal ini bertujuan agar program yang ada di Puskesmas diketahui dan didukung oleh lintas program dan lintas sektor dengan ikut andil berpartisipasi baik secara regulasi maupun teknis di lapangan.

Budaya konsultasi, pengarahan dan pembinaan juga harus digalakkan di Puskesmas.
Penanggung jawab program, Kepala Tata Usaha dan Kepala Puskesmas harus rutin memberikan arahan dan pembinaan secara periodik yang terjadwal baik melalui rapat lintas sektor, apel pagi, pendampingan di lapangan, menelaah dokumen kegiatan dan capaian kinerja.
Hal ini bertujuan agar kegiatan yang ada dipantau dan pelaksana kegiatan dan pelayanan mendapatkan motivasi setelah mendapat arahan dan pembinaan dari pimpinan. Penanggung jawab program dan pimpinan mengarahkan dan membina dengan pendekatan personal agar pegawai merasa telah diapresiasi kerja keras mereka.

Sebaliknya, budaya konsultasi pun harus digalakkan di Puskesmas, komunikasikan sesegera mungkin jika ada kendala atau ide inovasi dari pelaksana program/pelayanan kepada penanggung jawab program dan pimpinan agar ditindaklanjuti segera mungkin. Sering-seringlah Puskesmas melakukan program transfer knowledge misalnya dari bidan koordinator, atau bahwa dari tim IT sharing mengenai pengoperasian komputer sebagai skill dasar.


  1. Manajemen Sarana Prasarana dan Alat Medis dan Non Medis
Point ini sangat vital di Puskesmas namun masih ada juga yang kurang memperhatikan menajemen sarpras dan alat-alat. Ada yang biarkan alat-alat berkarat, kurang terurus, alat sterilisasi kurang, alat-alat ukur tidak dikalibrasi dan lain sebagainya. Apa yang harus dilakukan dalam manajemen sarpras ini?

Pengelola barang atau bendahara barang yang telah ditunjuk harus memahami uraian tugasnya. Bendahara barang pertama-tama membuat daftar inventaris sarana prasarana dan alat-alat medis maupun non medis. Kemudian membuat rencana dan jadwal pemeliharaannya. Persoalan pemeliharaan bukan saja urusan bendahara barang, namun tanggung jawab setiap pegawai baik di Puskesmas maupun Pustu.

Melalui ceklis pemeliharaan disetiap ruangan, bendahara barang melakukan monitoring rutin untuk mengetahui mana barang atau alat yang memerlukan perbaikan atau kalibrasi. Di awal tahun, bendahara barang juga menjadwalkan kalibrasi alat yang tentunya disesuaikan dengan perencanaan Puskesmas.

Hal yang tidak kalah penting yaitu sterilisasi alat, sterilisasi harus dijadwalkan dan dimonitoring serta dibuatkan tindaklanjut jika ditemukan proses sterilisasi yang tidak sesuai prosedur.

Minggu, 03 Maret 2019

Pembentukan Saka Bakti Husada di SMP Negeri Pulau Pisang Pesisir Barat


Info Sehat - Pembentukan Saka Bakti Husada di  SMP Negeri Pulau Pisang Pesisir Barat, (Senin, 4/3/19). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Puskesmas Kec. Pulau Pisang Pesisir Barat, dengan peserta siswa/i yang terdiri dari kelas VII dan Kelas VIII, laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan 12 orang dengan total jumlah 20 peserta. perannya adalah lebih bisa dimaksimalkan dalam kegiatan PHBS, baik pribadi, Sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dan kemudian dicanangkan oleh Menkes RI pada tanggal 12 November 1985 pada Hari Kesehatan Nasional di Magelang.
Tujuan pembentukan Saka Bakti Husada di SMP Negeri Pulau Pisang ini untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan yang dapat membantu menggerakkan norma hidup sehat .
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan, sambutan pihak sekolah dengan harapan agar Siswa/i yang telah di bentuk mampu memahami apa yang disampaikan, mengajak teman-temannya untuk hidup ber-PHBS, tentang masalah kesehatan Remaja dll.
kemudian dilanjutakan dengan memberikan gambaran tentang PKPR, Saka Bakti Husada, permainan. Tanya jawab antar peserta pelatihan tentang masalah-masalah yang terjadi pada diri sendiri, masalah-masalah yang terjadi dikalangan remaja, kemudian bersama-sama mencoba mencari solusinya. Seluruh siswa tampak antusias mengikuti pelatihan tersebut.


Dalam pelatihan ini, siswa juga diajak untuk berinovasi membuat larvitrap yang digunakan sebagai pengendalian populasi nyamuk aedes aegypti. Karena tingkat penyakit dan kematian yang disebabkan oleh nyamuk cukup tinggi. berperan sebagai konselor, baik secara pribadi dan teman sebaya yang dapat memberikan bantuan untuk memecahkan masalah. Peserta juga dikenalkan menjadi pendengar yang baik, tidak berlagak menjadi guru (menggurui), dapat menyimpan rahasia, mampu mengembalikan rasa percaya diri, dan membenahi pola pikir negatif menjadi positive thinking.
Dari kami petugas kesehatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Puskesmas Pulau Pisang juga berharap agar team Saka Bakti Husada yang telah dibentuk yang telah dibekali, mampu berperan aktif dan bekerja sama dengan Pihak Puskesmas.